DIBUAT OLEH:
M. ZULKA GANI
1516031025
Montenegro adalah
sebuah negara yang terletak di Eropa Selatan. Tepatnya berada di negara Balkan dan berbatasan dengan Laut Adriatik di selatan, Kroasiadi barat, Bosnia
dan Herzegovina dan Serbia di utara, dan Albania di selatan. Sebagai
ibukota negara adalah Podgorica. Menurut konstitusinya,
negara ini merupakan negara demokratik, sosial, dan ekologikal.
Sejarah
Selama beberapa abad Montenegro merupakan sebuah prinsipalitas merdeka de facto yang diatur oleh sebuah
penguasa dan dinasti berdasar keturunan. Negara ini mendapatkan pengakuan
internasional de jure tentang kemerdekaannya,
setelah Krisis Timur (1875-1878), di Kongres Berlin. Pada 28 Agustus 1910, penguasa Montenegro Pangeran Nikola Petrović Njegoš menyatakan sendiri
sebagai Raja. Sebuah negara merdeka sejak Zaman Pertengahan hingga tahun 1918, negara ini lalu menjadi bagian dari negara Yugoslavia dan tergabung ke dalam
wilayah Serbia
dan Montenegro. Antara 1945dan 1992, Montenegro merupakan bagian dari Republik
Federal Sosialis Yugoslavia. Dari 1992 hingga 2003, Montenegro bergabung dengan Serbia untuk
membentuk Republik
Federal Yugoslavia. Pada tahun 2003 Republik Federal Yugoslavia kemudian diubah sehingga hubungan
antara Serbia dan Montengero lebih terpisah dan namanya berubah menjadi Serbia
dan Montenegro.
Serbia dan Montenegro eksis dari 2003 hingga 2006 saat Montenegro memutuskan untuk memisahkan diri melalui sebuah referendum. Oleh sebuah referendum yang
dilaksanakan pada 21 Mei 2006, Montenegro mendeklarasikan kemerdekaannya pada 3 Juni 2006.
Referendum Montenegro
Menurut kelompok penentang kemerdekaan, Montenegro sebagai bagian dari
Uni dengan Serbia akan mempunyai kemunginan lebih besar menjadi anggota Uni Eropa, ketimbang sendiri. Uni Eropa
tidak mengharapkan Montenegro merdeka. Karena itu berdirilah Uni Serbia
Montenegro. Tapi Perdana Menteri Montenegro Milo Djukanovic hanya menyepakati
Uni tersebut, apabila masyarakat, melalui referendum diberi kesempatan
menyuarakan pendapat mengenai Montenegro merdeka. Djukanovic pun dianggap
menjadi pemimpin kemerdekaan Montenegro. Dikelilingi kelompok sekitar 20
sahabat keluarga, Djukanovic berhasil menguasai hampir semua bidang baik
ekonomi, politik maupun media. Ia memainkan peranan paling kuat selama 15 tahun
terakhir.
Djukanovic yakin bisa mempercepat proses keanggotaan Montenegro dalam
Uni Eropa dan NATO, apabila Montenegro bisa bebas dari Serbia. Serbia, dan secara otomatis
juga Montenegro, dijatuhi sanksi oleh Brussel, karena belum juga berhasil
menangkap dan mengekstradisi Jenderal Ratko Mladic kepada Tribunal
Yugoslavia di Den Haag. Perundingan dengan Brussel
ditunda.
Sementara Presiden Serbia
dan Montenegro, Vojislav Kostunica dan Perdana Menteri
Serbia, Zoran Djinjic ingin agar federasi tetap dipertahankan, tetapi bersedia
memberikan hak otonomi luas kepada Montengero.
Maret 2006, Parlemen Montenegro, dengan suara bulat mendukung usulan
untuk mengadakan referendum bersejarah mengenai kemerdekaan dari Serbia, pada 21 Mei 2006.
Uni Eropa akhirnya menuntut agar minimal separuh dari semua pemilih
harus memberikan suara. Selain itu, Brussel baru mengakui kemerdekaan
Montenegro, apabila didukung oleh minimal 55% pemilih.
Menurut jajak pendapat independen terakhir yang dipublikasikan November
2006, 43 persen dari warga Montenegro menginginkan kemerdekaan, 31 persen
menentangnya, dan sisanya, 24 persen, tidak memutuskan. Pemerintah Montenegro
mengatakan, usaha untuk mencapai kemerdekaan itu dimotivasi oleh keinginan
untuk tidak didominasi oleh Serbia, yang jumlah penduduknya lebih dari delapan
juta orang.
Hasil
Pada 22 Mei 2006, Presiden Komisi Referendum Frantisek Lipka mengumumkan hasil
penghitungan suara sementara referendum, di mana 55,4 persen rakyat Montenegro
yang berpartisipasi dalam referendum menghendaki Montenegro merdeka atau
memisahkan diri dari Serbia. Sebanyak 44,6 persen pemilih menentang ide
kemerdekaan itu.
Dari 485.000 pemilih yang terdaftar, sekitar 86,3 persen menggunakan
haknya. Berdasarkan ketentuan dari Uni Eropa, hasil referendum dinyatakan sah
jika salah satu pihak minimal memperoleh 55% suara.
Perdana Menteri Montenegro Milo Djukanovic juga telah memproklamasikan
kemenangan blok prokemerdekaan meski belum ada pernyataan resmi komisi yang
menangani referendum. Ketua Komisi Luar Negeri UE Javier Solana menyambut baik
hasil sementara referendum Montenegro dan berjanji akan menghargai hasil akhir
seluruh penghitungan suara.
Pasca referendum
Pada 28 Juni 2006, Montenegro menjadi
anggota ke-192 PBB.[4] Pemilihan umum pertama,
sebuah pemilu parlemen yang dilaksanakan pada 10 September 2006 menghasilkan
koalisi yang dibentuk Perdana Menteri Milo Đukanović, Koalisi Montenegro Eropa
sebagai pemenangnya.
ANALISA DAN KESIMPULAN
Menurut saya, system pemerintahan dari
Montenegro sudah cukup efektif karena melalui hasil referendum yang sangat
panjang dan diinginkan oleh rakyatnya sendiri. Konstitusi Montenegro disetujui oleh Parlemen Montenegro pada tanggal 12 Oktober 1992. Dengan disetujuinya konstitusi ini, Montenegro diakui sebagai sebuah republik demokratis dari Republik Federal Yugoslavia, denganbahasa Serbia sebagai bahasa resminya. Cetinje didefinisikan sebagai ibukota negara
bagian. Kekuatan pemerintahan diserahkan kepada penduduknya, yang melakukannya
melalui pemilihan dewan perwakilan Parlemen. Keputusan yang berhubungan dengan
perubahan status konstitusional atau perubahan perbatasan negara didasarkan
pada pilihan penduduk Montenegro dan dilakukan pada sebuah referendum. Pada
konstitusi yang asli, terdapat 121 artikel di dalamnya.
Konstitusi baru untuk Republik Montenegro
dicalonkan menjadi konstitusi berikutnya pada musim semi hingga musim panas 2007. Setelah konstitusi
baru membuat perubahan di Montenegro, negara tersebut diperbolehkan bergabung
dengan Council of Europe
SUMBER REFERENSI
http://official-aqsa.blogspot.co.id/2012/03/montenegro.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar